Terlintas, semua kesalahan yang berulang lalu mengulang kembali dalam isi kepala.
Melintas, semua ruang waktu lalu meraung pada mimpi yang belum tercapai.
Kita hadapi semua. Biarkan mengusang yang telah usang, jangan diambil lagi. Jalan belum buntu hingga asa menuntut harap kembali utuh. Biarkan diri merasakan semua emosi alam, kau bukan menjadi kuat jika mengabaikan semua emosi, tapi kau hanya mampu menjadikan senyum menjadi tameng dan ia takkan lama untuk mengeruk kegelapan lebih dalam.
Tidak pernah sekalipun berpikir untuk mengambil jalur ini. Mengais segala redup, lalu kembali mencari penerangan. Tak apa, semua gelap akan bersinar pada waktunya.
Tapi kapan?
Tapi kenapa?
Tapi gimana?
Tapi
Tapi
dan segala pertanyaan muncul.
Hidup terkadang hanya perlu keberanian semata, mengambil pilihan dan terus melangkah. Semua yang terpendam, akan menjadi dendam. Semua yang terisi, hanya sementara. Kau bukan untuk mereka, tapi untuk dirimu sendiri.
Melihat segala perspektif muncul, lalu melihat dunia dengan segala sudut ruang.
Persetan dengan baik dan buruk, kataku demikian.
Hingga bumi menjadi inti alam semesta, baik dan buruk hanya perihal mayoritas dan minoritas. Tak ada parameter yang pasti, namun kepastian hanya bisa didapat dengan keberanian.
Berbahagialah kawan. Pastinya dengan caramu yang kau tau sendiri. Jangan kau tekan atensi untuk mengambil perhatian orang lain menjadi inti bahagiamu.