Sebelum membaca apa yang saya tulis, saya persilahkan untuk membaca tulisan mba disini; https://thedjoened.blogspot.com/2018/08/perkenalkan-si-matahari.html untuk pengantar mengapa saya menulis ini.
Saya sangat sering menulis di blog ini menggunakan metafora dan diksi yang hanya saya mengerti karena saya ingin memberikan ruang antara dunia saya dan kepala saya untuk dipahami, tapi tidak dengan masuk ke dunia saya tapi masuk ke ruang yang saya buat untuk itu. Jalurnya begini, Universe Achgril - Ruang Persepsi - Universe Pembaca, tapi tidak untuk tulisan kali ini. Tulisan kali ini saya ingin mengapresiasi satu manusia, yang membuat saya bergerak untuk peduli, dari dia membuat saya bergerak kesana kemari sampai hari ini.
Dia di beri amanah untuk perjalanan hidupnya dengan nama Reiva Areta Djoened Poesponegoro, nama yang sangat lengkap untuk saya yang berasal dari adat Jawa, bukan begitu mbak? Hahaha. Pertemuan kita, bisa dibilang pertemuan pertama dan beberapa kali setelah pertemuan pertama sangat tidak berkesan karena saya tipikal social awkward ketika bertemu orang baru. Tapi, pertemuan kita menjadi salah satu alasan untuk saya terus menulis dan berkarya.
Mbak, aku gatau kenapa kita bisa bertemu dan bertahan untuk saling menguatkan satu sama lain. Disaat aku benar-benar jatuh tahun lalu, tulisanmu membuatku percaya pada diriku bahwa apa yang aku lakukan bisa menjadi sangat berkesan untukmu. Aku gatau orang bisa nulis untukku, itu satu hal yang benar-benar sangat menjadi arti buatku.
Mbak, aku cuma kagum persona wawasanmu yang sangat luas itu untuk pertama kali.
Namun, nyatanya tidak, aku kagum dengan semua yang sudah mbak lewati, aku kagum dengan semua yang sudah mbak capai sampai saat ini dan satu aku kagum cara mbak lewatin dan bertahan sampai saat ini.
Satu momen yang merubah hidupku. Saat mbak, hilang dan tiba-tiba bercerita. Bahwa, mbak ada di masa-masa sulit, mbak sudah melepas semua, mbak sudah tidak peduli dengan bumi dan isinya, mbak berpikir bahwa itu satu-satu jalan. Tau ga mbak, apa yang aku rasain waktu denger cerita itu? Padahal cerita itu udah lewat dari kurang lebih 3 bulan, dan mbak memberanikan untuk membaginya denganku. Rasanya, aku benar-benar sedih, aku pada saat itu hanya berpikir “Apakah aku, segini tidak bergunanya menjadi teman?” Rasanya campur aduk dan berada pada ruangan gelap, aku tidak bisa meraba apapun.
Setelah mbak bisa bertahan sampai saat ini, aku benar-benar gabisa berkata apa-apa selain senyum sumringah, ini beneran gatau mau nulis apa hahaha karena segitu besar mbak bisa bertahan sampai saat ini, mbak udah jauh berproses sampai ke titik ini.
Mbak, darisitu aku belajar untuk lebih peduli dengan sekitar. Mengapresiasi hal-hal kecil untuk ke sesama dan lebih bisa meraba untuk menentukan apa yang harus aku lakukan dengan kepedulian yang aku punya. Alasan terbesarku juga untuk lebih menjaga kondisi mental seseorang, dan lebih melihat ke hal yang lebih besar untuk menjaga satu sama lain.
Mbak, aku yang kamu kenal dan sampai di titik ini juga berkatmu. Aku cuma mau bilang makasih, makasih dan makasih. Aku cuma mau bilang itu, karena ga ada kata lain selain itu yang ada di kepalaku dan di hatiku.
Mbak, jangan terlalu keras sama diri sendiri.
Mbak, ada beberapa hal di dunia yang gabisa kita lawan. Jangan pernah lupa kalau kita punya emosi mbak, kalau ada kesedihan yang gabisa dilawan, biarkan. Resapi dan rasakan aja mbak, kasih ruang buat melampiaskannya. Jangan biarkan ia jadi dendam dan merambat ke semua sisi kehidupan. Kalau begitu kita sama saja tidak ada bedanya dengan mereka yang tidak bisa melihat dunia dengan sisi kemanusiaan. Tak apa, memberi benih arti untuk ke semua manusia tapi biarkan mereka tumbuh dengan caranya dan pilihannya.
Mbak, jangan lupa sama diri sendiri ya. Apresiasi apa yang udah mbak lewati sampai saat ini, bagiku perjalanan mbak sampai saat ini, itu perjalanan yang sungguh besar bisa bertahan hingga di titik ini. Jangan pernah lupa, untuk mengisi ruang-ruang yang sebelumnya hilang, mungkin dengan kehadiran mbak ruangan itu bisa menjadi sejuk dan sangat berarti. Seperti yang terjadi padaku juga.
Terlalu serius ya mbak? Yaudah ketawa dulu hahahaha.
Tulisan, Perkenalkan: Si Matahari benar-benar merubah hidupku. Aku sebelumnya hanya fokus pada satu kebahagiaan dan melupakan hal-hal kecil yang sudah ku beri pada manusia hingga aku hadir di titik, bahagiaku terlalu ku gantungkan pada orang lain sampai pada akhirnya aku yang terbunuh sendiri dengan pikiranku. Tulisan itu, menjadi satu checkpoint besar mengapa aku melahirkan dua buku di tahun 2019. Tulisan itu, menjadi akar mengapa persona Achgril masih dan akan selalu berbicara tentang manusia. Tulisan itu, menjadi pondasi untuk aku mengapresiasi perjalananku sampai saat ini.
Aku pernah bilang kan mbak,
“Aku cuma bisa kasih waktu untuk semua orang, Mbak”
Mbak juga jangan lupa untuk mengapresiasi waktu semua orang yang sudah dipertemukan dengan mbak. Kecewa, marah, kesal, itu hal biasa dalam relasi tapi jangan biarkan itu menjadi dendam karena semua orang selalu punya kesempatan untuk menjadi lebih berarti.
Tulisan ini bukan tulisan romansa, tulisan ini untuk mengapresiasi pertemuan yang mempertemukan bagaimana manusia saling menguatkan satu sama lain.
Mbak, terus menjadi pejuang ya.
Mbak, selamat ulang tahun ke-20.
Dariku si ketawa yang tak pernah henti bicara tentang manusia,
Achgril.