Biarkan, Ia pasti sanggup.

    
Lelah rasanya menerima keriangan semua orang untuk menjadikan alasan bahwa harus tetap bertahan hidup. Hal-hal yang tak terlampir pada gambaran emosi yang kemudian dibungkus dalam memori sederhana, terus mencoba untuk menekan bahwa aku sudah tidak ada artinya lagi.

“Selamat, menerima segala yang sudah kau lakukan selama ini.”


“Ingin pergi kemana kau?”


“Tak perlu kau tau menau, kemana aku selanjutnya”


“Mengapa kau tak pernah jujur sejak pertama?”


“Apa pedulinya kau? Selama ini yang kau pedulikan hanya yang kau rasakan.”


“A......Aku hanya mencoba untuk jujur, berat untuk kau terima?”


“Bersamamu, aku hanya mendapat tekanan dan kesedihan yang tak bisa ku selesaikan.”


“..................... Terima kasih.”

Waktu tak akan mengembalikan emosi,
Terlalu cepat kataku dalam hati.

Tidak ada yang terlalu,
Semua tepat pada waktu yang semesta berikan.

Pada akhirnya,
Angin barat akan terus berhembus,
Tak ada yang perlu disesali.

Semua kejujuran murni akan selalu menghasilkan kebaikan,
Pun untuk diri sendiri.

Biarkan, ia pasti sanggup katamu demikian.